Salah satu misi
penyampaian ajaran Islam yang dibawa Baginda Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
adalah menyempurnakan akhlak manusia. Baik itu akhlak kepada Allah Subhannahu Wa
Ta’ala, diri sendiri, orang lain, maupun akhlak terhadap lingkungan. Oleh
karenanya, Allah membimbing Rasululllah agar ‘memanusiakan’ kembali masyarakat
jahiliyah yang sudah luar biasa rusak moralnya.
Untuk mencapai misi tersebut, hal pertama yang dilakukan Rasulullah adalah
menanamkan prinsip-prinsip aqidah Islam kepada umatnya. Lebih dari separuh
periode risalah beliau dihabiskan untuk dakwah tauhid ini saja. Hasilnya, para
sahabat yang hidup pada zaman itu mampu meraih taraf keimanan yang tinggi,
sehingga mereka pun mencintai Allah dan rasul-Nya di atas segala-galanya.
Dari situ kita semakin tahu, aqidah yang kuat menjadi pondasi utama dalam
membentuk akhlak seorang Mukmin. Seorang yang benar-benar beriman akan
mencintai apa pun yang dicintai Allah. Dia pun akan melakukan hal-hal yang di ridhoi
Allah saja dan menjauhi segala perbuatan yang dimurkai Robbal ‘Alamiin. Rasulullah
pernah bersabda:
“Tidak akan
pernah berzina seorang pezina kalau dia dalam keadaan beriman. Tidak akan
pernah mencuri seorang pencuri kalau dia dalam keadaan beriman. Tidak akan
minum khamar pula seorang peminum khamar jika dia dalam keadaan beriman.” (H.R.
Bukhari).
Dalam riwayat lainnya juga dijelaskan:
“Iman itu
laksana pakaian yang Allah kenakan kepada hamba-Nya. Bila seorang berzina, maka
lepaslah pakaian tersebut. Bila dia bertobat, maka dikembalikan lagi
pakaiannya.” (H.R. Baihaqi)
Pada dua hadits di atas, Rasulullah telah menafikan maksiat bisa menyatu dengan
keimanan. Jadi, tidak mungkin seseorang mengaku beriman, jika pada saat yang
sama dia melakukan hal-hal yang dilaknat Allah. Jika seorang Mukmin melakukan
maksiat, maka berarti ketika itu dia tengah mengalami krisis keimanan yang luar
biasa.
Kondisi inilah yang sedang dihadapi masyarakat kita sekarang. Dalam berbagai
pemberitaan akhir-akhir ini, kita mendengar kejahatan seksual marak terjadi di
mana-mana. Termasuk di antaranya kasus pelecehan, perkosaan, incest, hingga pedofilia (berhubungan badan dengan anak-anak). Bahkan,
menurut sebuah catatan, ada satu pelaku sodomi di Sukabumi yang diperkirakan
sudah ‘memangsa’ lebih dari seratus bocah. Ini sangat mengerikan!
Perbuatan keji di atas hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak beriman.
Akhlak mereka bahkan lebih rendah dari hewan. Ayam jantan saja tidak akan mau
menggauli anak ayam yang masih kecil. Demikian pula kucing dewasa enggan
melakukan hubungan badan dengan anak kucing. Masihkah layak mereka disebut
manusia yang beriman?
وَلَقَدْ ذَرَأْناَلِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ
وَالْإِنْسِصل لَهُمْ قُلُوبٌ لَّايَفْقَهُوْنَ بِهَا وَلَهُم أَعْيُنٌ
لَّايُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّايَسْمَعُونَ بِهَٓاج أُوْلّٰٓئِكَ
كَالْأَنْعٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّج أُوْلٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُونَ (ائعراف
: ١٧٩)
“Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai.” (Q.S. al-A’raf: 179).
Sahabat yang budiman, berbagai kejahatan seksual dan akhlak buruk yang merebak
belakangan ini berawal dari lemahnya aqidah umat. Sayangnya, dakwah yang ada
saat ini masih jarang sekali menyasar ke arah pembenahan aqidah seperti yang
telah diajarkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat. Kebanyakan
hanya dilakukan untuk mencari popularitas semata. Lantas di manakah hakikat dakwah
yang sebenarnya?
Unknown
|
Title : Beraneka Kejahatan Tanda Lemahnya Iman
Description : Salah satu misi penyampaian ajaran Islam yang dibawa Baginda Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam adalah menyempurnakan akhlak manusia....
|